Minggu, 02 Oktober 2011

Seni Lukis Dari Pelepah Pisang Kini Dicari Orang

Seni Lukis Dari Pelepah Pisang Kini Dicari Orang


Karya  luar biasa, harga biasa 
[Foto: Novriyadi]Karya luar biasa, harga biasa [Foto: Novriyadi]Melukis dengan cat minyak di atas media kanvas mungkin sudah dianggap biasa dan banyak pesaing. Tapi bagaimana melukis dengan menggunakan pelepah pisang, ya…pelepah pisang kok bisa ya? Itulah yang dilakukan oleh dua bersaudara Budi Setiawan dan Henri, mereka melukis dengan pelepah pisang di atas media triplek.
Menyulap sampah pohon pisang menjadi barang bernilai seni yang tinggi, tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh keuletan, tidak bermalas-malasan dan kreativitas. “Lebih dari dua tahun saya belajar membuat lukisan dari pelepah pisang ini,”ungkap Budi.
Menurut Budi, yang sulit dari melukis dengan pelepah pisang ini adalah, menentukan konfigurasi warna antara daun pisang dengan warna lukisan. Mungkin Anda akan bertanya-tanya bagaimana cara Budi menghasilkan lukisan dengan pelepepah pisang? Begini, caranya pertama pelepah pisang yang sudah kering dipohon siap untuk dipanen. Kemudian, pelepah pisang kering itu dicuci dan direndam dengan kamper yang dicairkan dengan minyak tanah selama 1-2 jam.
citra seni yang tinggi [Foto: Novriyadi]citra seni yang tinggi [Foto: Novriyadi]Setelah ditiriskan, pelepah pisang dipotong-potong dan siap untuk diaplikasikan di atas triplek yang telah dibuat pola dan dibubuhi dengan lem. Lukisan yang sudah jadi tersebut tinggal diberi pigura. "Kamper dan minyak tanah fungsinya untuk mengawetkan pelepah pisang dan membuang kuman yang melekat," kata Budi.
Budi menjelaskan harga lukisan yang ia jual bervariatif mulai dari Rp.100.000 hingga Rp. 4 juta, dalam sebulannya Budi bisa mengantongi Rp 5 juta,”Lumayanlah, untuk ngasih makan anak dan istri,” candanya.
dasarnya dari triplek [Foto: Novriyadi]dasarnya dari triplek [Foto: Novriyadi]Budi Setiawan dan Heri adalah di antara beberapa pelukis yang menggunakan media pelepah pisang. Semua karya seninya diusung dalam satu bendera yang diberi nama Heri’s Gebog Art. Kendati kedua kakak beradik itu tinggal terpisah Budi di Bogor dan Heri di Karawang, usaha itu masih tetap berjalan. Heri berkarya dikediamannya dengan mengerjakan berbagai pesanan. Sedangkan Budi memilih menyewa stand yang berlokasi di JACC (Jakarta City Centre) Tanah Abang dan galeri seni di gedung Sentra UKM Tanah Abang.
Heri's Gebog Art sendiri pada awalnya dirintis pada tahun 1987 oleh Heri yang telah berprofesi sebagai seniman lukis. Pertama kali ia masih membuat lukisan dengan cat minyak. Karena merasa melukis dengan media kanvas sudah dianggap biasa dan banyak pesaing, Budi lantas mencoba mencari media alternatif. Maka akhirnya ia menemukan bahan yang dirasa paling sesuai untuk karyanya yakni pelepah pisang. “Sebelumnya saya sudah pernah coba dari bahan lain seperti rumput, kulit bawang, dan sebagainya. Tapi akhirnya saya menemukan pelepah pisang yang bisa menghasilkan lebih banyak warna,” ujar Budi.

1 komentar:

  1. kang budi saya punya saudara dia bisa buat lukisan seperti mas budi.. tapi beliau ke bentur dana.. dia sudah buat lumayan banyak namun binggung untuk memasarkannya..apakah mas budi bisa cari solusinya.. terima kasih sebelumnya.
    joy
    082111963858.

    BalasHapus