Kesenian Helenistik di Asia Selatan
Negara-negara Helenistik yang berkuasa mulai didirikan di wilayah Baktria dan Sogdiana, serta India Utara selama tiga abad setelah penaklukan Alexander Agung pada 330 SM: Kekaisaran Seleukus sampai 250 SM, diikuti dengan kerajaan Baktria-Yunani sampai 130 SM, dan kerajaan Yunani-India dari 180 SM sampai kira-kira 10 SM.Contoh-contoh pengaruh seni Helenistik bisa ditemukan di koin-koin raja Baktria-Yunani dari masa yang sama, seperti Demetrius I dari Baktria. Banyak koin para raja Baktria-Yunani yang ditemukan, termasuk koin-koin emas dan perak terbesar yang pernah dicetak di Dunia Helenistik, yang digolongkan memiliki kualitas terbaik baik dari segi seni maupun teknik: koin-koin ini menunjukkan: “sebuah kadar individualitas yang tidak pernah tertandingi oleh padanan kerajaan mereka, dari masa yang sama, lebih ke Barat yang seringkali lebih sederhana. ( “show a degree of individuality never matched by the often more bland descriptions of their royal contemporaries further West”. (dikutip dari “Greece and the Hellenistic world”))”.
Kerajaan-kerajaan Helenistik ini mendirikan kota-kota menurut model Yunani, seperti di Ai-Khanoum di Baktria, yang hanya menunjukkan ciri-ciri khas arsitektural Helenistik, patung-patung bergaya Helenistik, dan juga sisa-sisa naskah manuskrip papirus yang memuat karya Aristoteles dan simpanan-simpanan koin.
Unsur-unsur Yunani ini memasuki India barat laut mengikuti invasi kaum Baktria-Yunani pada tahun 180 SM, di mana mereka mendirikan kerajaan Yunani-India di India. Kota-kota Yunani yang diperkuat dengan tembok kota seperti Sirkap di Pakistan sebelah utara, didirikan. Gaya-gaya arsitektural menggunakan corak-corak dekoratif Helenistik seperti keranjang buah dan lung-lungan dedaunan. Alet-palet batu untuk minyak-minyak penyangi yang mewakili tema-tema yang murni Helenistik seperti Nereid yang berwahana Ketos monster laut ditemukan.
Di Hadda, dewa-dewa Helenistik, seperti Atlas ditemukan. Dewa-dewa angin juga digambarkan, yang pada masa yang akan datang akan memengaruhi penggambaran dewa angin sampai sejauh Jepang. Adegan-adegan dewa anggur Dionysius (Bacchus) yang menggambarkan orang-orang dalam gaya klasik minum-minum anggur dari kan-kan sembari memainkan instrumen musik, ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar