Lamin
suku Dayak
Photo: A.W. Nieuwenhuis, 1900 |
Rumah tradisional suku
Dayak dikenal dengan sebutan Lamin. Bentuk rumah
adat Lamin dari tiap suku Dayak umumnya tidak
jauh berbeda. Lamin biasanya didirikan menghadap
ke arah sungai. Dengan bentuk dasar bangunan
berupa empat persegi panjang. Panjang Lamin ada
yang mencapai 200 meter dengan lebar antara 20
hingga 25 meter. Di halaman sekitar Lamin
terdapat patung-patung kayu berukuran besar yang
merupakan patung persembahan nenek moyang
(blang).
Penggunaan
kolong yang tinggi pada Lamin
Photo: A.W. Nieuwenhuis, 1900 |
|
|
Lamin berbentuk rumah panggung
(memiliki kolong) dengan menggunakan atap bentuk
pelana. Tinggi kolong ada yang mencapai 4
meter. Untuk naik ke atas Lamin, digunakan
tangga yang terbuat dari batang pohon yang
ditakik-takik membentuk undakan dan tangga ini
bisa dipindah-pindah atau dinaik-turunkan.
Kesemua ini adalah sebagai upaya untuk
mengantisipasi ancaman serangan musuh ataupun binatang
buas.
Pada awalnya, Lamin dihuni oleh banyak
keluarga yang mendiami bilik-bilik didalam
Lamin, namun kebiasaan itu sudah semakin memudar di
masa sekarang. Bagian depan Lamin merupakan
sebuah serambi panjang yang berfungsi sebagai
tempat penyelenggaraan upacara perkawinan,
melahirkan, kematian, pesta panen, dll. Di belakang
serambi inilah terdapat deretan bilik-bilik
besar. Setiap kamar dihuni oleh 5 kepala keluarga.
Pemukiman
suku Dayak di tepi Mahakam
Lukisan: Carl Bock, 1879 |
|
Lamin kediaman bangsawan dan
kepala adat biasanya penuh dengan hiasan-hiasan
atau ukiran-ukiran yang indah mulai dari
tiang, dinding hingga puncak atap. Ornamen pada
puncak atap ada yang mencuat hingga 3 atau 4
meter. Dinding Lamin milik bangsawan atau kepala
adat terbuat dari papan, sedangkan Lamin
milik masyarakat biasa hanya terbuat dari kulit
kayu.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar