BELAJAR SENI BUDAYA
Indonesia Jadi Pilihan Mahasiswa Asing
Indonesia Jadi Pilihan Mahasiswa Asing
JAKARTA (Suara Karya): Indonesia masih menjadi pilihan bagi
mahasiswa asing yang ingin belajar seni dan budaya. Hal itu terlihat
pada program pertukaran mahasiswa "Darmasiswa" yang digagas Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang setiap tahunnya kebanjiran
pendaftar.
"Karena keterbatasan dana, setiap tahun kami hanya bisa
menampung sekitar 750 mahasiswa asing. Tahun ini, mereka tak hanya
tertarik pada seni dan budaya, tetapi juga kuliner Indonesia yang begitu
beragam," kata Sekjen Kemendiknas, Ainun Naim saat membuka program
Darmasiswa 2011, di Jakarta, Jumat (23/9) malam.
Ia menjelaskan, program Darmasiswa bisa menjadi salah satu
promosi Indonesia di mata asing. Hal itu bisa dibuktikan lewat jumlah
negara yang berminat mengirimkan mahasiswanya untuk ikut Darmasiswa.
"Setiap tahun jumlah mahasiswanya terus bertambah, termasuk
jumlah negaranya. Tahun ini jumlah pendaftar mencapai lebih dari 1.800
mahasiswa asing, tetapi dibatasi hanya sekitar 750 orang dari 73
negara," ujarnya.
Jumlah peserta dibatasi, menurut Ainun Naim, karena pemerintah
Indonesia menanggung biaya hidup peserta yang diberikan sebesar Rp 2,5
juta per orang per bulan. Mahasiswa asing itu akan ikut kuliah di
berbagai perguruan tinggi di Indonesia sesuai dengan bidang peminatan.
"Mahasiswa asing itu belajar di perguruan tinggi kita dari
Sabang sampai Merauke. Selain seni dan budaya, ternyata kuliner
Indonesia menjadi daya tarik, karena ada sebagian mahasiswa yang
berminat belajar tentang kuliner Indonesia," tutur Guru Besar
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.
Selain mendatangkan mahasiswa asing ke Indonesia, lanjut
Ainun, pihaknya menggagas untuk memberangkat mahasiswa Indonesia untuk
belajar ke sejumlah negara untuk memperkenalkan Indonesia. Dengan
demikian, Indonesia bisa lebih dikenali dunia secara lebih baik. "Karena
masih ada saja yang mengenal Indonesia sebagai bagian dari Bali,"
katanya seraya menambahkan jumlah alumni Darmasiswa sejak diluncurkan
1974 hingga saat ini mencapai 3800 orang.
Kendati demikian, lanjut Ainun, pihaknya tetap membuka
kesempatan mahasiswa asing yang ingin ikut Darmasiswa, tetapi dengan
biaya sendiri. Saat ini tercatat ada sekitar 75 orang. "Jumlah negara
yang terbanyak mengirimkan mahasiswanya ikut Darmasiswa adalah Polandia
mencapai 83 orang. Sementara tahun lalu adalah China yang mencapai 60
orang," katanya.
Salah satu perguruan tinggi yang kebanjiran peminat untuk
belajar seni dan budaya Indonesia adalah Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid
(STP) Sahid. Seperti dikemukakan Ketua STP Sahid, Kusmayadi, pihaknya
menerima 22 peserta Darmasiswa dan 12 peserta Darmasiswa dengan biaya
sendiri. Keduabelas mahasiswa asing itu berasal dari Turki. (Tri
Wahyuni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar