Dewa-Dewi
dan para Bodhisattwa
Dewa-dewi dan tokoh mitologis Yunani juga cenderung dimasukkan dalam
representasi Buddha, dan menunjukkan perpaduan budaya atau sinkretisme
yang kuat. Khususnya,
Herakles (seperti terlihat pada koin-koin
Demetrius, dengan gada yang disandarkan pada lengannya) dipakai secara
luas sebagai representasi
Bajrapani,
pelindung sang Buddha. Dewa Yunani lainnya yang secara luas dipakai
dalam seni Buddha-Yunani adalah representasi Atlas, dan Dewa Angin
Yunai. Terutama Atlas pada khususnya cenderung dipakai sebaga unsur
penopang dalam arsitektur Buddha.
Terutama di bawah peemrintahan kaum Kushan, banyak ditemukan
representasi Boddhisattwa yang memakai banyak perhiasan dan berwibawa
sebagai layaknya seorang bangsawan dengan gaya Buddha-Yunani yang sangat
realistis. Sang Bodhisattwa, yang merupakan ciri khas ajaran Buddha
Mahayana,
terutama digambarkan memiliki rautan muka para bangsawan Kushan,
termasuk segala upakara (perhiasan) mereka.
[sunting] Kontribusi kaum Kushan
Adegan kehidupan Buddha. Abad ke-2 dan ke-3 Masehi.
Gandhara.
Sejarah seni Buddha-Yunani yang lebih mutakhir di India barat laut
seringkali dihubungkan dengan
kekaisaran Kushan. Kaum Kushan merupakan bangsa nomad yang
mulai bermigrasi dari
Dataran
Rendah Tarim di
Asia Tengah dari kurang lebih
170 SM dan
berakhir dengan mendirikan sebuah kekaisaran di India barat daya mulai
dari abad ke-2 SM. Mereka terpengaruh budaya Yunani karena kontak mereka
dengan orang Baktria-Yunani dan kemudian orang Yunani-India dan bukan
dari orang Yunani-Helenistik. Kaum Kushan mengambil dan menggunakan
huruf Yunani.
Kaum Kushan, di tengah-tengah
Jalur
Sutra secara antusias mengumpulkan karya-karya seni dari seluruh
penjuru dunia kuna, seperti bisa dilihat dari penemuan-penemuan tempat
penyimpanan harta karun di
ibukota utara mereka di
Begram,
Afganistan.
Koin emas Kanishka I dengan gambar
Buddha
(+/- 120 AD) dan nama "BODDO" (Buddha) dalam
huruf Yunani.
Kaum Kushan mensponsori agama Buddha bersama-sama dengan agama- agama
Iran dan Hindu lainnya. Kemungkinan mereka pula yang ikut menggalakkan
berkembangnya seni Buddha-Yunani. Tetapi di sisi lain koin-koin mereka
menunjukkan tidak adanya kecanggihan artistik: penggambaran raja-raja
mereka, seperti
Kanishka, cenderung agak kasar (tidak ada proporsi
tubuh, gambar kasar), dan gambar Buddha merupakan kumpulan dari sebuah
patung Buddha gaya Helenistik dengan kaki-kaki yang digambar jelek dan
pisah satu sama lain mirip gambar raja Kushan. Gambar ini cenderung
menunjukkan kekunaan patung-patung Buddha-Yunani, yang dipakai sebagai
model dan korupsi selanjutnya oleh para seniman Kushan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar