Minggu, 09 Oktober 2011

Sang Buddha

Sang Buddha

Sebuah kapital pilar dengan Buddha di bagian pusatnya, abad ke-2, Surk Kotal, Afganistan.
Salah satu penggambaran Buddha yang awal, abad pertama sampai abad ke-2 Masehi, Gandhara.
Kurang lebih antara abad pertama SM dan abad pertama, perwujudan Buddha secara antropomorfis (bentuk manusiawi) pertama dikembangkan. Inovasi ini, yang sebenarnya dilarang ajaran Buddha, langsung meraih kecanggihan kualitas tinggi dari bentuk seni perpatungan. Gaya ini secara alami diilhami gaya seni pemahatan patung yang berasal dari Yunani Helenistik.
Banyak unsur-unsur stilistik dalam menggambarkan sang Buddha merujuk kepada pengaruh Yunani: toga model Yunani, pose contrapposto Buddha yang (lihat: abad pertama–kedua Buddha yang berdiri dari Gandhara [1] dan [2]), rambut keriting gaya Laut Tengah dan sanggul atas yang nampaknya diambil dari gaya Belvedere Apollo(330 SM), dan ciri rupa wajah-wajah, semua dibuat menggunakan realisme artistik yang kuat (Lihat: Seni Yunani).
Sang raja Baktria-Yunani Demetrius I (205-171 SM) sendiri, kemungkinan besar adalah model citra sang Buddha. Ia adalah raja dan penyelamat India, seperti ditekankan oleh penerusnya Raja Apollodotus I dan Menander I, yang secara resmi disebut sebagai BASILEOS SOTHROS "Raja Penyelamat" dalam legenda dwibahasa Yunani dan bahasa Kharoshthi pada koin-koin mereka. Demetrius disebut sebagai Dharmamitra ("Mitra Dharma") dalam teks India Yuga-Purana. Agama Buddha berkembang pada pemerintahannya dan penerusnya, ketika agama ini ditindas oleh dinasti India yang Sunga di sebelah Timur.
Koin Demetrius I dan sebuah patung Buddha dari Gandhara.
Patung-patung Buddha Helenistik awal menggambarkannya dalam gaya seorang raja, di mana simbol-simbol tradisional Buddha (mandala, singgasana kosong, pohon Boddhi, singa-singa) tidak ada. Demetrius kemungkinan dikeramatkan sebagai dewa, dan patung-patung Buddha Helenistik pertama yang kita ketahui kemungkinan merupakan gambaran dari raja Yunani yang ideal, berwibawa, namun ramah dan terbuka terhadap budaya India. Ketika semakin banyak unsur Buddha dimasukkan, mereka menjadi pusat dalam aliran Buddha dan memengaruhi representasi Buddha dalam seni Buddha-Yunani yang lebih mutakhir.
Sebuah ciri khas lain Demetrius ialah bahwa beliau diasosiasikan dengan Buddha: mereka sama-sama memiliki dewa pelindung yang sama. Di seni Gandhara, sang Buddha seringkali diperlihatkan di bawah perlindungan dewa Yunani Herakles, yang berdiri dengan gadanya (dan kemudian dengan tongkat intan) yang disandarkan pada lengannya (foto di bawah ini, lihat juga [3]). Representasi Herakles yang kurang lazim ini sama dengan yang ada di belakang koin Demetrius, dan hal ini hanya diasosiasikan kepadanya (dan putranya Euthydemus II), dan hanya terlihat pada sisi belakang koin-koinnya.
Kemudian, figur sang Buddha dimasukkan dalam desain-desain arsitektural seperti pilar-pilar kolom Korintus dan membeku. Adegan-adegan kehidupan Buddha juga sering digambarkan dalam sebuah suasana arsitektoral Yunani dengan para protagonis memakai pakaian Yunani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar